Minggu, 29 Oktober 2023

Sumberdaya Perairan

 

 Kelompok   5 :       Cindy Aulia 

213010405002

                                      Desy Khoirunnisa

213010405007

                                 Hilda Leonika 

213010405020

                                      Mangasi Pasaribu

213020405021

                                      Heri                

 

213020405026

 

SUMBERDAYA PERAIRAN SUNGAI KAB. BARITO SELATAN

 

Abstrak

 Kabupaten Barito Selatan adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Ibu kotanya adalah Buntok. Meskipun ibu kotanya di Kota Buntok, Kecamatan Dusun Selatan, namun pusat pemerintahan kabupaten ini terletak di Kota Buntok. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 8.830,00 km² dan berpenduduk sebanyak 131.297 jiwa (2020) Dengan satu sungai besar (Sungai Barito) dan banyak sungai kecil/anak sungai, Sungai Barito dengan panjang mencapai 900 km dengan rata-rata kedalaman 8 m merupakan sungai terpanjang di Barito Selatan. Barito memiliki kelimpahan ikan dengan jumlah 503 ekor, indeks keanekaragamani(H’) berkisar antara 1,713 – 2,398, indeks keseragaman (E) berkisar antara 0,926 – 0,957 dan nindeks dominasi (C) berkisar antara 0,100 – 0,192. Keanekaragaman ikan ditentukan oleh karakteristik habitat perairan, Jenis ikan yang hanya terdapat beberapa spesies tidak ditemukan di tempat lain tetapi ada di dalam tempat 1 yaitu Ikan Manyung (Arius thalassinus), Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer), Ikan Sembilang (Plotosus canius) dan Ikan Kipar (Scatophagus argus). Kabupaten Barito Selatan, alat tangkap yang sering digunakan oleh masyarakat setempat untuk menangkap ikan adalah jaring ikan, bubu, dan pancing. Jaring ikan digunakan untuk menangkap ikan di sungai atau sungai kecil, sementara bubu umumnya digunakan untuk menangkap ikan di perairan yang lebih tenang seperti sungai, sungai kecil, atau danau.

 

 

 

Sumberdaya perairan merupakan segala potensi yang ada dalam lingkungan perairan baik perairan umum maupun perairan laut. Pengelolaan sumberdaya perairan adalah upaya pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya dan lingkungan perairan secara optimal sesuai dengan daya dukung lingkungan perairan secara berkelanjutan dalam rangka mempertahankan kelestarian sumberdaya perairan.

Kabupaten Barito Selatan adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Ibu kotanya adalah Buntok. Meskipun ibu kotanya di Kota Buntok, Kecamatan Dusun Selatan, namun pusat pemerintahan kabupaten ini terletak di Kota Buntok. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 8.830,00 km² dan berpenduduk sebanyak 131.297 jiwa (2020) yang terdiri dari 6 (enam) kecamatan, yaitu Kecamatan Dusun Selatan, Dusun Utara, Karau Kuala, Gunung Bintang Awai, Jenamas, dan Dusun Hilir.. Motto kabupaten ini adalah "Dahani dahanai tuntung tulus" dan "pantang pulang sebelum tumbang".

 





 

Kabupaten Barito Selatan adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah dengan ibukotanya terletak di Buntok. Secara geografis terletak membujur di sepanjang Sungai Barito dengan letak astronomis diantara 1°20 LS - 2°35 LS dan 114° - 115° BT

Dengan satu sungai besar (Sungai Barito) dan banyak sungai kecil/anak sungai, keberadaannya menjadi salah satu ciri khas Kabupaten Barito Selatan. Sungai Barito dengan panjang mencapai

900 km dengan rata-rata kedalaman 8 m merupakan sungai terpanjang di Barito Selatan. Sungai Barito atau Sungai Dusun adalah nama sungai yang berhulu di Pegunungan Schwaner di provinsi Kalimantan Tengah, memasuki kota Marabahan, sungai ini bertemu dengan muara sungai Negara di provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia, sekitar 900 km.



 

 

Begitu pentingnya arti jaringan sungai, sehingga para penguasa wilayah selalu berusaha untuk mengontrol seluruh jaringan sungai yang ada di dalam wilayah kekuasaan mereka untuk mengimplementasikan hegemoni politik mereka. Meskipun demikian, tidak mudah untuk melakukan kontrol ekonomi secara langsung terhadap penduduk yang bermukim di hulu sungai dan para pendatang di pantai. Oleh karena itu biasanya penguasa wilayah mengandalkan kekuatan fisik maupun pembentukan aliansi untuk menguasai daerah pedalaman.  

Pendangkalan di sungai Barito semakin parah akibat semakin meluasnya alih fungsi lahan dari hutan tropis/hutan bambu menjadi lahan kelapa sawit/karet serta berkurangnya tutupan lahan di Kalimatan Selatan dan Kalimantan Tengah.  Sungai ini mengalir di wilayah tenggara pulau

Kalimantan yang beriklim hutan hujan tropis (kode: Af menurut klasifikasi iklim KöppenGeiger).  Suhu rata-rata setahun sekitar 24 °C. Bulan terpanas adalah Oktober, dengan suhu ratarata 26 °C, and terdingin Januari, sekitar 20 °C. Curah hujan rata-rata tahunan adalah 2735 mm. Bulan dengan curah hujan tertinggi adalah Desember, dengan rata-rata 437 mm, dan yang terendah September, rata-rata 62 mm.  

 

Perikanan Di Sungai Barito 

Sungai Barito dengan panjang 900 km merupakan induk sungai di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, berawal  dari penggunungan Muller Kalimantan Utara dan bermuara ke laut Jawa yang lebih dikenal dengan sebutan muara Banjar atau Kuala Banjar (Rupawan, 2013). Sungai

Barito memiliki kelimpahan ikan dengan jumlah 503 ekor, indeks keanekaragamani(H’) berkisar antara 1,713 – 2,398, indeks keseragaman (E) berkisar antara 0,926 – 0,957 dan nindeks dominasi (C) berkisar antara 0,100 – 0,192. Hasil penelitian di perairan Sungai Barito nilai kualitas air masih optimal untuk peruntukan biota perairan.

Keanekaragaman ikan ditentukan oleh karakteristik habitat perairan. Keragaman habitat di sungai sangat dipengaruhi oleh laju aliran sungai. Laju aliran tersebut ditentukan oleh perbedaan kemiringan sungai, keberadaan hutan atau tumbuhan di sepanjang daerah aliran sungai yang akan berasosiasi dengan keadaan hewan-hewan penghuninya (Hallet et al., 2012).Beberapa jenis ikan dan udang yang bernilai ekonomis tinggi dari perairan estuari berperan penting sebagai lahan usaha perikanan tangkap bagi kehidupan masyarakat terutama nelayan skala kecil maupun skala besar.  Jenis ikan dengan jumlah 18 jenis. Pada setiap tempat jumlah dan jenis ikan yang didapat berbeda beda, pada tempat 1 terdapat ikan dengan berjumlah 274 ekor, tempat 2 terdapat ikan dengan berjumlah 148 ekor dan tempat 3 terdapat ikan dengan berjumlah 84 ekor. Jumlah ikan tertinggi terdapat pada tempat1 dan terendah terdapat pada tempat 3 dan jenis ikan dengan jumlah 18 jenis. Pada setiap tempat jumlah dan jenis ikan yang didapat berbeda-beda, pada tempat 1 terdapat ikan dengan berjumlah 274 ekor, tempat 2 terdapat ikan dengan berjumlah 148 ekor dan tempat 3 terdapat ikan dengan berjumlah 84 ekor. Jumlah ikan tertinggi terdapat pada tempat 1 dan terendah terdapat pada tempat 3.

 

Jenis ikan yang hanya terdapat beberapa spesies tidak ditemukan di tempat lain tetapi ada di dalam tempat 1 yaitu Ikan Manyung (Arius thalassinus), Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer), Ikan Sembilang (Plotosus canius) dan Ikan Kipar (Scatophagus argus). Jenis ikan yang hanya terdapat beberapa spesies tidak ditemukan di tempat lain akan tetapi ada di dalam tempat 2 yaitu Ikan Seluang (Rasbora argyrotaenia), Ikan Bulu Ayam (Coilia dussumieri), Ikan Gulamah (Johnius coiter), Ikan Tilan (Mastacembelus erythrotaenia) dan Ikan Bawal (Pampus argentus). Jenisiikaniyang terdapatndintempat 3 yaitunIkan Papuyu (Anabas testudineus), IkannBaun (Mystus nemurus), Ikan Elang (Coius quadrifasciatus), Ikan Terbang (Hirundichthys oxycephalus), Ikan Belanak (Moolgarda seheli) dan Ikan Sumpit (Toxotes microlepis). 

 

           Jumlah dan Jenis Ikan di Barito Selatan 

No  

Famili  

Nama Ilmiah  

Nama  

Lokal  

Alat  

Tangka p  

Stasiun Pengamatan

Jumlah  

I  

II  

III  

1  

Anabantidae  

1.1.     Anabas testudineus  

Papuyu  

Tuguk  

11  

10  

21  

42  

2  

Ariidae  

2.1.                                      Arius  thalassinus  

Manyung  

Tuguk, Rempa  

11  

-  

-  

11  

3  

Bagridae  

3.1.   Mystus nemurus  

Baung  

Tuguk   

21  

7  

21  

49  

3.2.   Mystus gulio  

Lundu  

Tuguk  

11  

17  

-  

28  

4  

Chandidae  

4.1.    Parambassis wolffii  

BagaBaga  

Tuguk, Rempa  

-  

7  

-  

7  

5  

Centropomidae  

5.1.    Lates calcarifer  

Kakap Putih  

Tuguk  

6  

-  

-  

6  

6  

Clupeidae  

6.1.    Anodontostoma chacunda  

Selangat  

Tuguk, Rempa  

16  

18  

-  

34  

7  

Cyprinidae  

7.1.                              

               Rasbora

argyrotaenia  

Seluang  

Tuguk  

-  

20  

-  

20  

8  

Datnioididae  

    8.1.                               

                   

                               Coius

quadrifasciatus  

Elang  

Rempa  

37  

-  

9  

46  

9  

Engraulidae  

9.1.                              

                Thryssa

setirostris  

Bulu  

Ayam  

Tuguk  

-  

11  

-  

11  

10  

Exocoetidae  

10.1. Hirundichthys oxycephalus  

Terbang  

Tuguk  

11  

19  

15  

45  

11  

Mastacembelidae  

11.1. Mastacembelus erythrotaenia   

Tilan  

Tuguk  

-  

2  

-  

2  

12  

Mugilidae  

12.1.  Moolgarda   seheli  

Belanak  

Rempa  

23  

17  

7  

47  

13  

Plostosidae  

13.1. Plotosus canius  

Sembilang  

Tuguk, Rempa  

53  

-  

-  

53  

14  

Scatophagidae  

14.1.  Scatophagus argus

Kipar  

Rempa  

31  

-  

-  

31  

15  

Sciaenidae  

15.1. Johnius coiter  

Gulamah  

Rempa  

-  

8  

-  

8  

16  

Stromateidae  

16.1.    Pampus  argentheus  

Bawal  

Tuguk,

Pancing   

-  

2  

-  

2  

17  

Toxotidae  

17.1.    Toxotes  microlepis  

Sumpit  

Rempa  

43  

7  

11  

61  

Jumlah Individu  

18  

   

  

274  

145  

84  

503  

Jumlah Jenis  

12  

13  

6  

  

 

               

Jumlah Famili  

11  

12  

6  

Indeks Keanekaragamani  

2,296  

2,398  

1,713  

Indeks Keseragamani  

0,926  

0,937  

0,957  

Indeks Dominasii  

0,116  

0,100  

0,192  

 

 

Bubu adalah salah satu alat tangkap yang mayoritas digunakan di Kabupaten Barito Selatan. Alat tangkap ini terbuat dari anyaman bambu berbentuk bulat memanjang dengan diameter 10-15 cm, panjang 1,5 – 2 m dan celah antar bilah bambu 1 cm.

Di Kabupaten Barito Selatan, alat tangkap yang sering digunakan oleh masyarakat setempat untuk menangkap ikan adalah jaring ikan, bubu, dan pancing. Jaring ikan digunakan untuk menangkap ikan di sungai atau sungai kecil, sementara bubu umumnya digunakan untuk menangkap ikan di perairan yang lebih tenang seperti sungai, sungai kecil, atau danau. Selain itu, pemancingan dengan pancing juga populer di daerah ini, terutama di sungai atau danau yang memiliki potensi perikanan yang baik. Alat-alat tangkap ini merupakan bagian dari kegiatan perikanan tradisional yang masih umum dilakukan di Kabupaten Barito Selatan.

Kesimpulan 

Sumberdaya perairan merupakan segala potensi yang ada dalam lingkungan perairan baik perairan umum maupun perairan laut. Pengelolaan sumberdaya perairan adalah upaya pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya dan lingkungan perairan secara optimal sesuai dengan daya dukung lingkungan perairan secara berkelanjutan dalam rangka mempertahankan kelestarian sumberdaya perairan. Dengan satu sungai besar (Sungai Barito) dan banyak sungai kecil/anak sungai, keberadaannya menjadi salah satu ciri khas Kabupaten Barito Selatan. Sungai Barito dengan panjang mencapai 900 km dengan rata-rata kedalaman 8 m merupakan sungai terpanjang di Barito Selatan. Jenis ikan yang hanya terdapat beberapa spesies tidak ditemukan di tempat lain tetapi ada di dalam tempat 1 yaitu Ikan Manyung (Arius thalassinus), Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer), Ikan Sembilang (Plotosus canius) dan Ikan Kipar (Scatophagus argus). Bubu adalah salah satu alat tangkap yang mayoritas digunakan di Kabupaten Barito Selatan. Alat tangkap ini terbuat dari anyaman bambu berbentuk bulat memanjang dengan diameter 10-15 cm, panjang 1,5 – 2 m dan celah antar bilah bambu 1 cm.

 

 

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik Kabupaten Barito Selatan. 2012. Barito Selatan dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Barito Selatan. Barito Selatan.

"Kabupaten Barito Selatan Dalam Angka 2021" (pdf). www.baritoselatankab.bps.go.id. hlm. 49, 132. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-07-19. Diakses tanggal 3 Maret 2021.

http://setda.baritoselatankab.go.id/wp-content/uploads/2014/01/BAB-2-Gambaran-Umum.pdf

 

 

  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sumberdaya Perairan

    Kelompok    5 :        Cindy Aulia   213010405002                                       Desy Khoir...