Kelompok
5 : Cindy
Aulia |
213010405002
|
Desy
Khoirunnisa |
213010405007
|
Hilda
Leonika |
213010405020
|
Mangasi
Pasaribu |
213020405021
|
Heri |
213020405026
|
SUMBERDAYA
PERAIRAN SUNGAI KAB. BARITO SELATAN
Abstrak
Kabupaten
Barito Selatan adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi
Kalimantan Tengah, Indonesia. Ibu kotanya adalah Buntok. Meskipun ibu kotanya
di Kota Buntok, Kecamatan Dusun Selatan, namun pusat pemerintahan kabupaten ini
terletak di Kota Buntok. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 8.830,00 km² dan
berpenduduk sebanyak 131.297 jiwa (2020) Dengan satu sungai besar (Sungai
Barito) dan banyak sungai kecil/anak sungai, Sungai Barito dengan panjang
mencapai 900 km dengan rata-rata kedalaman 8 m merupakan sungai terpanjang di
Barito Selatan. Barito
memiliki kelimpahan ikan dengan jumlah 503 ekor, indeks keanekaragamani(H’)
berkisar antara 1,713 – 2,398, indeks keseragaman (E) berkisar antara 0,926 –
0,957 dan nindeks dominasi (C) berkisar antara 0,100 – 0,192. Keanekaragaman
ikan ditentukan oleh karakteristik habitat perairan, Jenis ikan yang hanya
terdapat beberapa spesies tidak ditemukan di tempat lain tetapi ada di dalam
tempat 1 yaitu Ikan Manyung (Arius thalassinus), Ikan Kakap Putih (Lates
calcarifer), Ikan Sembilang (Plotosus canius) dan Ikan Kipar (Scatophagus
argus). Kabupaten Barito Selatan, alat tangkap yang sering digunakan oleh
masyarakat setempat untuk menangkap ikan adalah jaring ikan, bubu, dan pancing.
Jaring ikan digunakan untuk menangkap ikan di sungai atau sungai kecil, sementara
bubu umumnya digunakan untuk menangkap ikan di perairan yang lebih tenang
seperti sungai, sungai kecil, atau danau.
Sumberdaya perairan merupakan segala potensi yang ada dalam lingkungan
perairan baik perairan umum maupun perairan laut. Pengelolaan sumberdaya
perairan adalah upaya pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya dan lingkungan
perairan secara optimal sesuai dengan daya dukung lingkungan perairan secara
berkelanjutan dalam rangka mempertahankan kelestarian sumberdaya perairan.
Kabupaten Barito
Selatan adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Ibu kotanya adalah Buntok. Meskipun ibu
kotanya di Kota Buntok, Kecamatan Dusun Selatan, namun pusat pemerintahan
kabupaten ini terletak di Kota Buntok. Kabupaten ini memiliki luas wilayah
8.830,00 km² dan berpenduduk sebanyak 131.297 jiwa (2020) yang terdiri dari 6 (enam) kecamatan,
yaitu Kecamatan Dusun Selatan, Dusun Utara, Karau Kuala, Gunung Bintang Awai,
Jenamas, dan Dusun Hilir.. Motto kabupaten ini adalah "Dahani dahanai
tuntung tulus" dan "pantang pulang sebelum tumbang".
Dengan satu sungai besar (Sungai Barito) dan banyak sungai kecil/anak
sungai, keberadaannya menjadi salah satu ciri khas Kabupaten Barito Selatan.
Sungai Barito dengan panjang mencapai
900 km dengan
rata-rata kedalaman 8 m merupakan sungai terpanjang di Barito Selatan. Sungai
Barito atau Sungai Dusun adalah nama sungai yang berhulu di Pegunungan Schwaner di provinsi Kalimantan Tengah,
memasuki kota Marabahan, sungai ini bertemu dengan muara sungai Negara di provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia, sekitar 900 km.
Begitu pentingnya arti jaringan sungai, sehingga para
penguasa wilayah selalu berusaha untuk mengontrol seluruh jaringan sungai yang
ada di dalam wilayah kekuasaan mereka untuk mengimplementasikan hegemoni
politik mereka. Meskipun demikian, tidak mudah untuk melakukan kontrol ekonomi
secara langsung terhadap penduduk yang bermukim di hulu sungai dan para
pendatang di pantai. Oleh karena itu biasanya penguasa wilayah mengandalkan
kekuatan fisik maupun pembentukan aliansi untuk menguasai daerah pedalaman.
Pendangkalan di sungai Barito semakin parah akibat
semakin meluasnya alih fungsi lahan dari hutan tropis/hutan bambu menjadi lahan
kelapa sawit/karet serta berkurangnya tutupan lahan di Kalimatan Selatan dan
Kalimantan Tengah. Sungai ini mengalir di wilayah tenggara
pulau
Kalimantan yang beriklim hutan hujan tropis (kode: Af menurut klasifikasi iklim KöppenGeiger).
Suhu rata-rata setahun sekitar 24
°C. Bulan terpanas adalah Oktober, dengan suhu ratarata 26 °C, and terdingin
Januari, sekitar 20 °C. Curah hujan rata-rata tahunan adalah 2735 mm. Bulan
dengan curah hujan tertinggi adalah Desember, dengan rata-rata 437 mm, dan yang
terendah September, rata-rata 62 mm.
Perikanan
Di Sungai Barito
Sungai Barito
dengan panjang 900 km merupakan induk sungai di Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Tengah, berawal dari
penggunungan Muller Kalimantan Utara dan bermuara ke laut Jawa yang lebih
dikenal dengan sebutan muara Banjar atau Kuala Banjar (Rupawan, 2013). Sungai
Barito memiliki kelimpahan ikan dengan jumlah 503 ekor, indeks
keanekaragamani(H’) berkisar antara 1,713 – 2,398, indeks keseragaman (E)
berkisar antara 0,926 – 0,957 dan nindeks dominasi (C) berkisar antara 0,100 –
0,192. Hasil penelitian di perairan Sungai Barito nilai kualitas air masih
optimal untuk peruntukan biota perairan.
Keanekaragaman ikan ditentukan oleh karakteristik habitat perairan.
Keragaman habitat di sungai sangat dipengaruhi oleh laju aliran sungai. Laju
aliran tersebut ditentukan oleh perbedaan kemiringan sungai, keberadaan hutan
atau tumbuhan di sepanjang daerah aliran sungai yang akan berasosiasi dengan
keadaan hewan-hewan penghuninya (Hallet et al., 2012).Beberapa jenis ikan dan
udang yang bernilai ekonomis tinggi dari perairan estuari berperan penting
sebagai lahan usaha perikanan tangkap bagi kehidupan masyarakat terutama
nelayan skala kecil maupun skala besar.
Jenis ikan dengan jumlah 18 jenis. Pada setiap tempat jumlah dan jenis
ikan yang didapat berbeda beda, pada tempat 1 terdapat ikan dengan berjumlah
274 ekor, tempat 2 terdapat ikan dengan berjumlah 148 ekor dan tempat 3
terdapat ikan dengan berjumlah 84 ekor. Jumlah ikan tertinggi terdapat pada
tempat1 dan terendah terdapat pada tempat 3 dan jenis ikan dengan jumlah 18
jenis. Pada setiap tempat jumlah dan jenis ikan yang didapat berbeda-beda, pada
tempat 1 terdapat ikan dengan berjumlah 274 ekor, tempat 2 terdapat ikan dengan
berjumlah 148 ekor dan tempat 3 terdapat ikan dengan berjumlah 84 ekor. Jumlah
ikan tertinggi terdapat pada tempat 1 dan terendah terdapat pada tempat 3.
Jenis ikan yang hanya terdapat beberapa spesies tidak ditemukan di tempat
lain tetapi ada di dalam tempat 1 yaitu Ikan Manyung (Arius thalassinus), Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer), Ikan Sembilang (Plotosus canius) dan Ikan Kipar (Scatophagus argus). Jenis ikan yang hanya terdapat beberapa spesies
tidak ditemukan di tempat lain akan tetapi ada di dalam tempat 2 yaitu Ikan
Seluang (Rasbora argyrotaenia), Ikan
Bulu Ayam (Coilia dussumieri), Ikan
Gulamah (Johnius coiter), Ikan Tilan
(Mastacembelus erythrotaenia) dan
Ikan Bawal (Pampus argentus). Jenisiikaniyang
terdapatndintempat
3 yaitunIkan Papuyu (Anabas testudineus), IkannBaun (Mystus nemurus), Ikan Elang (Coius quadrifasciatus), Ikan Terbang (Hirundichthys oxycephalus), Ikan Belanak
(Moolgarda seheli) dan Ikan Sumpit (Toxotes microlepis).
Jumlah dan Jenis Ikan di Barito
Selatan
No |
Famili |
Nama Ilmiah |
Nama Lokal |
Alat Tangka p |
Stasiun Pengamatan |
Jumlah |
|||||
I |
II |
III |
|||||||||
1 |
Anabantidae
|
1.1. Anabas testudineus |
Papuyu |
Tuguk |
11 |
10 |
21 |
42 |
|||
2 |
Ariidae |
2.1. Arius
thalassinus |
Manyung |
Tuguk, Rempa |
11 |
- |
- |
11 |
|||
3 |
Bagridae |
3.1. Mystus nemurus |
Baung |
Tuguk |
21 |
7 |
21 |
49 |
|||
3.2. Mystus gulio |
Lundu |
Tuguk |
11 |
17 |
- |
28 |
|||||
4 |
Chandidae |
4.1. Parambassis wolffii |
BagaBaga |
Tuguk, Rempa |
- |
7 |
- |
7 |
|||
5 |
Centropomidae
|
5.1. Lates calcarifer |
Kakap Putih |
Tuguk |
6 |
- |
- |
6 |
|||
6 |
Clupeidae |
6.1. Anodontostoma chacunda |
Selangat |
Tuguk, Rempa |
16 |
18 |
- |
34 |
|||
7 |
Cyprinidae
|
7.1. Rasbora argyrotaenia
|
Seluang |
Tuguk |
- |
20 |
- |
20 |
|||
8 |
Datnioididae
|
8.1. Coius quadrifasciatus
|
Elang |
Rempa |
37 |
- |
9 |
46 |
|||
9 |
Engraulidae
|
9.1. Thryssa setirostris
|
Bulu Ayam |
Tuguk |
- |
11 |
- |
11 |
|||
10 |
Exocoetidae
|
10.1. Hirundichthys
oxycephalus |
Terbang |
Tuguk |
11 |
19 |
15 |
45 |
|||
11 |
Mastacembelidae
|
11.1.
Mastacembelus erythrotaenia |
Tilan |
Tuguk |
- |
2 |
- |
2 |
|||
12 |
Mugilidae |
12.1. Moolgarda seheli |
Belanak |
Rempa |
23 |
17 |
7 |
47 |
|||
13 |
Plostosidae
|
13.1.
Plotosus canius |
Sembilang |
Tuguk, Rempa |
53 |
- |
- |
53 |
|||
14 |
Scatophagidae
|
14.1. Scatophagus argus |
Kipar |
Rempa |
31 |
- |
- |
31 |
|||
15 |
Sciaenidae
|
15.1.
Johnius coiter |
Gulamah |
Rempa |
- |
8 |
- |
8 |
|||
16 |
Stromateidae
|
16.1. Pampus
argentheus |
Bawal |
Tuguk, Pancing |
- |
2 |
- |
2 |
|||
17 |
Toxotidae |
17.1. Toxotes
microlepis |
Sumpit |
Rempa |
43 |
7 |
11 |
61 |
|||
Jumlah Individu |
18 |
|
|
274 |
145 |
84 |
503 |
||||
Jumlah Jenis |
12 |
13 |
6 |
|
|
|
|||||
Jumlah Famili |
11 |
12 |
6 |
||||||||
Indeks Keanekaragamani |
2,296 |
2,398 |
1,713 |
||||||||
Indeks Keseragamani |
0,926 |
0,937 |
0,957 |
||||||||
Indeks Dominasii |
0,116 |
0,100 |
0,192 |
|
|||||||
Bubu adalah salah
satu alat tangkap yang mayoritas digunakan di Kabupaten Barito Selatan. Alat
tangkap ini terbuat dari anyaman bambu berbentuk bulat memanjang dengan
diameter 10-15 cm, panjang 1,5 – 2 m dan celah antar bilah bambu 1 cm.
Di Kabupaten Barito
Selatan, alat tangkap yang sering digunakan oleh masyarakat setempat untuk
menangkap ikan adalah jaring ikan, bubu, dan pancing. Jaring ikan digunakan
untuk menangkap ikan di sungai atau sungai kecil, sementara bubu umumnya
digunakan untuk menangkap ikan di perairan yang lebih tenang seperti sungai,
sungai kecil, atau danau. Selain itu, pemancingan dengan pancing juga populer
di daerah ini, terutama di sungai atau danau yang memiliki potensi perikanan
yang baik. Alat-alat tangkap ini merupakan bagian dari kegiatan perikanan
tradisional yang masih umum dilakukan di Kabupaten Barito Selatan.
Kesimpulan
Sumberdaya perairan merupakan segala potensi yang ada dalam lingkungan
perairan baik perairan umum maupun perairan laut. Pengelolaan sumberdaya
perairan adalah upaya pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya dan lingkungan
perairan secara optimal sesuai dengan daya dukung lingkungan perairan secara
berkelanjutan dalam rangka mempertahankan kelestarian sumberdaya perairan.
Dengan satu sungai besar (Sungai Barito) dan banyak sungai kecil/anak sungai,
keberadaannya menjadi salah satu ciri khas Kabupaten Barito Selatan. Sungai
Barito dengan panjang mencapai 900 km dengan rata-rata kedalaman 8 m merupakan
sungai terpanjang di Barito Selatan. Jenis ikan yang hanya terdapat beberapa
spesies tidak ditemukan di tempat lain tetapi ada di dalam tempat 1 yaitu Ikan
Manyung (Arius thalassinus), Ikan
Kakap Putih (Lates calcarifer), Ikan
Sembilang (Plotosus canius) dan Ikan
Kipar (Scatophagus argus). Bubu
adalah salah satu alat tangkap yang mayoritas digunakan di Kabupaten Barito
Selatan. Alat tangkap ini terbuat dari anyaman bambu berbentuk bulat memanjang
dengan diameter 10-15 cm, panjang 1,5 – 2 m dan celah antar bilah bambu 1 cm.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik Kabupaten Barito Selatan. 2012. Barito Selatan dalam
Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Barito Selatan. Barito Selatan.
"Kabupaten Barito Selatan
Dalam Angka 2021" (pdf).
www.baritoselatankab.bps.go.id. hlm. 49, 132. Diarsipkan dari versi asli
tanggal 2021-07-19. Diakses tanggal 3
Maret 2021.
http://setda.baritoselatankab.go.id/wp-content/uploads/2014/01/BAB-2-Gambaran-Umum.pdf